Pemasaran Sosial : Pengertian, Unsur, dan Pola Pikir

Posting Komentar
pemasaran sosial

Pengertian Pemasaran Sosial Menurut Para Ahli

Pemasaran adalah alat atau tools yang didapat digunakan dalam meningkatkan penjualan barang, pemasaran pula ada sebuah sistem yang tersusun, berpola, dan contiue (terus menerus) untuk menawarkan produk kepada konsumen dengan tujuan dapat memenuhi kebutuhan target pasar.

Dari konsep pemasaran yang telah dirumuskan oleh para ahli, seperti kotler, Garry Amstrong, dan lainnya, muncul konsep baru dalam ilmu pemasaran, yaitu social marketing atau secara harfiah pemasaran sosial.

konsep pemasaran terhadap sosial (kondisi sosial) lah yang diharapkan dapat mengubah secara sukarela target pasar untuk menyetujui, mengubah pikiran atau menolak kampanye pemasaran yang dilakukan.

Menurut Ananda husein dari Andreassen (1994) mengatakan :

suatu adaptasi dari teori-teori pemasaran dalam rangka mendesain suatu program untuk mempengaruhi seseorang merubah perilakunya secara sukarela dalam rangka meningkatkan kesejahteraan individu dan juga masyarakat dimana individu tersebut menjadi bagian

Menurut Smith (2006) mengatakan bahwa :

Secara umum social marketing bukan merupakan sains tetapi lebih kepada kegiatan professional yang bergantung pada beragam disiplin ilmu dalam rangka menciptakan program-program intervensi untuk merubah perilaku manusia

Menurut Richardi S Adnan Mengatakan bahwa :

pemasaran sosial atau social marketing merupakan sebuah strategi yang digunakan oleh suatu kelompok/institusi, khususnya pemerintah, dengan tujuan untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan dari kelompok sosial tertentu.

Pola Pikir Pemasaran Sosial

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa pemasaran sosial adalah adaptasi konsep pemasaran dengan sosial kemasyarakatan, jika kita melihat secara konsep, produk yang sedang ingin dipasarkan pada pemasaran sosial adalah sebuah ide, karena tujuan yang ingin dicapai adalah merubah pola pikir, yang sebelumnya tidak setuju menjadi setuju, atau dari setuju menjadi tidak setuju.

Maka, pemasaran sosial memiliki permasalahan yang lebih kompleks dari pada program pemasaran biasa yang menawarkan produk dengan unsur nilai manfaat dan harga yang jelas.

Pada bahasan pola pikir, ada dua yang menjadi main idea atau pokok bahasan yaitu :

  • Penjualan Ide
  • Penjualan produk (secara tidak langsung)


Mari kita lihat langsung contoh kasusnya

Contoh Kasus Pemasaran Sosial

Contoh Kasus Produk Rokok Oleh Produsen

Kasus pertama adalah produk rokok yang selama ini masih diperjual belikan, bila kita melihat secara ilmu kedokteran rokok adalah produk yang tidak boleh dan harusnya dilarang diperjual-belikan.

Karena merusak dan menimbulkan banyak komplikasi di hari tua nantinya, seperti serangan jantung, kanker, gangguan janin, dan stroke.

Namun, para pembeli rokok abai, karena mereka memiliki pola pikir yang tidak sama dengan para dokter atau masyarakat yang tidak pro dengan produk rokok, namun organisasi bisnis atau perusahaan penjual rokok tidak berarti mereka berhenti menjual rokok.

Malah mereka sebenarnya melakukan sosial pemasaran untuk membuat masyarakat mau dan butuh untuk membeli rokok dengan beberapa strategi, yaitu :

  1. Strategi periklanan pada jam malam di stasiun televisi
  2. Mensponsori banyak acara yang dapat menaikan eksistensi produk mereka
  3. Menggambar pada setiap iklan pria yang gagah dan berani
  4. Melakukan CSR pada berbagai bidang kemasayrakatan


Contoh Kasus Pemasaran Sosial Oleh Pemerintah

Di tahun 1970-an program KB (keluarga berencana) diluncurkan, program ini dilakukan agar ledakan penambahan penduduk Indonesia dapat lebih terkendali, karena pemerintah melihat dengan lonjakan kelahiran yang sangat tinggi, maka rentan pula angka kemiskinan yang akan terus bertambah.

Maka dari itu pemerintah ingin menekan angka kelahiran dengan program KB, aktivitas sosialisasi, edukasi, dan iklan-iklan yang ditayangkan tentang KB itu adalah aktivitas pemasaran sosial.

Dalam program KB, pemerintah juga sebetulnya menentang paradigma yang terjadi di masyarakat pada saat itu yaitu "banyak anak, banyak rezeki" dalam kasus tersebut bisa saja benar jika orang tua bertanggung jawab, namun bisa saja salah jika orang tua tidak bertanggung jawab, maka program KB pun diluncurkan untuk memahamkan masyarakat akan kehidupan rumah tangga yang lebih sehat.

Unsur Pemasaran Sosial

Produk Sosial

Produk dari pemasaran sosial ada banyak bentuknya, jika kita mengacu kepada pengertian produk, menurut stanton (1997) :
Sekumpulan atribut yang nyata, didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik serta pengecer mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang mungkin bisa memuaskan keinginannnya.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2000) :
Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. 

Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa produk adalah sesuatu yang layak untuk dibeli oleh konsumen dan memuaskan kebutuhan konsumen, tapi dalam pemasaran sosial konsep konsumen diterjemahkan sebagai adopter atau orang yang akan mengadopsi pemikiran.

Perbedaan pendapat dari stanton dan kotler adalah dari generalisasi, jika konsep stanton lebih mengacu kepada produk yang diperjual-belikan, karena dalam pengertiannya disisipkan elemen-elemen organisasi bisnis, seperti mencari keuntungan dengan memasang harga, konsep dari Kotler lebih general.

Konsep dari Kotler yang banyak diambil oleh akademisi untuk diadopsi pada konsep pemasaran sosial, bahkan Kotler sendiri juga menulis tentang pemasaran sosial yang berjudul "marketing strategis for changing public behavior" yang diterbitkan oleh The Free Press di Amerika Serikat.

Dalam konsepnya, kotler mengkategorikan produk sosial pada 3 jenis yaitu:

  1. Produk Sosial berupa ide
  2. Produk Sosial berupa praktek
  3. Produk Sosial berupa objek


Target Adopter (Target pasar)

Target adopter adalah sasaran pemasaran sosial yang telah disegemtasikan sebelumnya agar lebih mudah memasarkan produk sosial.

Seperti yang telah disebutkan target adopter diibaratkan sebagai konsumen dalam pemasaran pada umumnya, memakai kata adopter karena produk sosial lebih banyak membicarakan konsep, ide, gagasan yang akan dituangkan dalam strategi pemasaran sosial.

Jika kita melihat ide dan gagasan yang dipasarkan oleh suatu organisasi tidak dibeli melainkan dipercaya dan dipakai dalam bersikap.

Dan sesuai dengan tujuan dari konsep pemasaran sosial pula, yaitu untuk mengubah pandangan masyarakat akan suatu ide.

Teknologi Manajemen Perubahan

Unsur lainnya dalam pemasaran sosial adalah teknologi dalam mengeksekusi produk, lahirnya konsep pemasaran sosial tidak lepas dari kebutuhan akan perubahan yang lebih baik terhadap masyarkat, bisa dibilang propaganda adalah salah satu aktivitasnya.

Dan untuk melakukan pemasaran sosial dengan lebih baik lagi dibutuhkan teknologi yang memadai agar tersosialisasikan secara cepat.

Teori pemasaran sosial pun lahir di abad 20, sehingga memungkinkan pemerintah, LSM, dan organisasi lainnya untuk menggunakan konsep ini ke dalam program-program yang mereka ingin sampaikan.

Teknologi yang dimaksudkan adalah untuk memonitor dan mengevaluasi pemasaran sosial yang mengakibatkan perubahan pada kepercayaan, pemikiran, dan sikap yang diambil oleh masyarakat.

Dari 3 unsur pemasaran sosial, kita dapat melihat orientasi yang ditekankan pada konsep ini pada :

  • Ide
  • Target adpoter
  • Perubahan perilaku sosial
  • Sikap yang dirubah
  • Manusia sebagai subjek kajian
  • Teknologi untuk menjangkau adopter secara luas karena perlu mempengaruhi pemikiran secara luas


Keberhasilan menggunakan konsep pemasaran sosial juga dapat tercapai manakala sikap masyarkat akan suatu produk pemasaran sosial berhasil seperti yang diharapkan untuk mencapai itu, perubahan sikap dapat mengalami perubahan karena produk pemasaran sosial sudah dapat merubah self-efficacy seseorang (Ajzen : 2005)

Yaitu dimana seseorang mempercayai di dalam benaknyabahwa di bisa melakukan satu hal, maka pola pikir seseorang lah yang menjadi target inti dari pemasaran sosial ini.

Daftar Pustaka (Refrensi Bacaan)

Adnan, Richardi, Modul Pemasaran sosial, Online
Bj, Smith, KC Tang, D Nutbeam, 2006, WHO Health Promotion Glossary: New Terms, Academic.oup
Kotler, Garry Amstrong, 2000, Principles of Marketing, London : Pearson
Stanton, William, J. 1997. Fundamental of Marketing. Edisi Bahasa IndonesiaTerjemahan oleh F.X. Budiyanto . Jakarta: Binarupa Aksara.
Ajzen, Icek, 2005, Attitude, Personality, and Behavior, London, McGraw-hill Education
Hussein, Ananda, Sabil. Social Marketing : Strategi Menuju Indonesia Lebih Baik, Online

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter