Sistem Ekonomi Dunia dan Sistem Ekonomi Indonesia

Posting Komentar

Sistem Ekonomi Dunia Saat Ini

Baiklah, sekarang kita hidup di zaman yang memiliki banyak pilihan akan sistem ekonomi, ada sistem ekonomi kapitalis, ada sistem ekonomi sosialis, ada sistem ekonomi liberal, dan ada sistem ekonomi komunis, masing-masing memiliki ciri khasnya masing-masing, dan bahkan indonesia tidak menganut keduanya, tapi menganut sistem ekonomi pancasila.

namun, sebagian besar negara saat ini tidak ada yang menerapkan semuanya secara total, kebanyakan negara lebih memilih sistem ekonomi campuran yang dibawa oleh keynes untuk menjadi sistem perekonomian.

banyak orang yang mengatakan Indonesia menggunakan sistem ekonomi pancasila, atau amerika serikat menggunakan sistem ekonomi liberal, saya kira tidak semuanya benar, karena sejatinya baik Indonesia ataupun Amerika menggunakan sistem ekonomi keynesian.

Apa Itu Sistem Ekonomi Campuran Cetusan J.M Keynes?


sistem ekonomi yang ditawarkan faktanya dapat menjadi solusi saat Amerika mengalami "Great Depression" pada tahun 1929, teori ini berpendapat bahwa setiap pengeluaraan seseorang dalam belanja adalah pemasukan untuk orang lain.

dan itu terus bergulir hingga terjadinya depresi maka orang akan cendrung menahan pengeluaran dan mengakibatkan daur ekonomi terus mengalami penurunan dan berhenti, sehingga sektor publik harus bekerja sama dengan swasta untuk mengintervensi agar daur ekonomi kembali berjalan seperti biasa.

terdengar biasa saja ya?

penulis ingin menjelaskan lebih dalam lagi tentang teori keynesian ini, karena mau tidak mau kita sedang hidup di zaman sistem ini yang menjadi dominan dalam perekonomian dunia saat ini, dan kita lah sebagai rakyat  dan masyarakat dunia yang merasakan akibatnya.

oke mari kita mulai dari dasar, teori ini memulai dari individu dan aktivitas ekonomi terkecil yaitu jual-beli, yang di dalamnya ada transaksi, ketika seseorang membeli suatu produk, berarti dia sedang melakukan transaksi ada pengeluaran (spending) dan ada barang yang dijual (selling).

sejumlah uang adalah pendapatan orang lain dengan jumlah yang sama, maka roda ekonomi terus bergulir secara datar seperti itu, di samping itu masing-masing individu ingin meningkatkan pendapatan mereka dan manfaat yang lebih di waktu yang sama, maka di sini timbul lah sebuah masalah.

Daur Hutang Yang Mematikan

bagaimana individu sebagai penggerak ekonomi dapat meningkatkan perekonomian? sedangkan barang dan jumlah permintaan sama karena uang yang dimiliki sama.

maka lahirlah solusi untuk hal itu yaitu : Berhutang lah!!!


iya benar, berhutanglah solusi dari sistem ini dan pada kenyataannya begitu, mengapa kita sering dengar budget pemerintah defisit atau APBN tidak cukup? ya karena uang tidak ada, sedangkan pemerintah punya target untuk mencapai titik perekonomian yang diinginkan.


begitulah dengan kita sebagai Individu pula, ketika berhutang, maka uang yang dimiliki dalam transaksi pun bertambah, begitulah seterusnya sehingga barang yang dijual lebih mahal walaupun jumlah barang sama saja.

ingat dalam teori ini memiliki inti yaitu transaksi adalah pengeluaran orang = pendapatan orang lain.

ketika semua sudah dalam titik puncak, dimana permintaan terhadap barang menurun karena mahalnya harga, maka dalam sektor yang lebih besar dari Individu yaitu bisnis swasta juga akan mengalami akibatnya, yaitu penurunan pendapatan.

ketika pendapatan turun maka pelaku bisnis akan mengurangi pengeluaran dan ada penurunan pendapatan lagi, terus seperti itu, dan tentunya harga barang tidak turun secepat pendapatan mereka, karena masih mengharapkan ada orang yang mau membeli dengan harga yang tinggi, hingga akhirnya keadaan dimana permintaan lesu, pendapatan lesu, perekonomian lesu dan keadaan ini disebut deflasi.

Masalah lainnya yang ada adalah hutang dan bunga yang harus dibayar

dari mana kita bisa tahu dari mana negara Indonesia mempraktekkan teori ini?  yaitu dari cara menyelesaikan masalah pembangunan ekonomi dengan masalah, yaitu berhutang untuk mengejar pertumbuhan ekonomi.

Setelah negara ini asik untuk berhutang dan mengejar pertumbuhan, masalah yang menghampiri adalah hutang-hutang dan bunga yang harus dibayar sesuai dengan kesepakatan, ada pihak pemberi pinjaman yang menagih dari produktivitas yang dihasilkan.

semakin banyak orang yang menahan pengeluaran maka semakin banyak juga yang tidak mendapatkan pendapatan, dan semakin banyak juga yang tidak bisa membayar hutang, hutang tidak hilang hingga semua lunas termasuk dengan bunganya.

hingga pada suatu titik, suatu negara perekonomiannya akan turun bebas dan mengalami depresi.

sistem perbankan dalam teori keynesian memiliki peran penting, yaitu mengendalikan perekonomian secara makro, sebagai contoh ketika perekonomian sedang mengalami ekspansi yaitu saat pertumbuhan permintaan aggregat sangat tinggi maka bank akan menaikan bunga bank, agar para pelaku bisnis tidak dapat meminjam terlalu banyak.

sehingga sesungguhnya perbankan sendiri lah yang menciptakan trend turun bebas itu, karena transaksi adalah pengeluaran individu = pendapatan seseorang. maka, ketika bank membuat kondisi agar orang tidak dapat meminjam, maka akan ada pendapatan yang dikurangi.

ketika itu terjadi dan jika kabar buruk terjadi seperti kemerosotan ekonomi tidak bisa dikendalikan maka, akan terjadi penurunan besar-besaran dari segi nilai asset yang dimiliki masyarakat, seperti harga perumahan yang diturunkan besar-besaran, harga barang-barang turun karena daya beli masyarakat yang lemah, hingga akhirnya membuat pelaku bisnis harus mengurangi pengeluarannya juga, yaitu dengan memecat karyawan (PHK) dan itu sangat rasional, karena pasti akan membebani pelaku bisnis jika tidak dikurangi.

maka, dampaknya semakin merosotnya perekonomian negara karena negara memiliki tanggungan lebih banyak, negara memiliki kewajiban untuk memelihara dan menjaga rakyatnya, maka subsidi dan biaya untuk rakyat juga tinggi, ditambah lagi dengan pajak yang didapatkan dari rakyat berkurang, karena banyak yang tidak memiliki pekerjaan.

Setelah berbagai akibat yang dirasakan oleh negara yang menggunakan sistem ini, maka teori ini pun memberikan solusi kepada pemegang teori ini, apa solusi yang ditawarkan?


  1. bayar hutang kepada pemberi pinjaman
  2. mengurangi hak piutang pemilik piutang (pemberi hiutang) ke bank agar bank dapat mengurangi kewajiban hiutang kepada peminjam
  3. pembagian kekayaan dari orang-orang kaya ke orang-orang miskin dengan menaikan pajak
  4. yang terakhir print uang lebih banyak oleh bank central untuk membeli produk keuangan!



mantap sudah teori ini beserta prakteknya, maka lihat hasil yang di depan mata kita, itu lah hasil dari teori ini.

Inti lain dari teori ini adalah produktifitas bisnis juga berperan penting, sehingga para pekerja sebagai mesin produktivitas bisnis dituntut untuk bekerja dan menghasilkan produktifitas untuk bertahan hidup dari hutang, begitulah "Debt Cycle" dalam teori ini yang tidak pernah habis.

Rakyat Indonesia lah yang Membayar ...

pada bagian yang lebih besar yaitu pemerintahan negara yang berhutang, maka yang membayar itu semua adalah rakyat, dari pajak yang dikumpulkan oleh negara. jika itu tidak diselesaikan dengan berhenti berhutang dan membayar sebaik mungkin, maka suatu negara tidak akan pernah keluar dari perputaran hutang dan depresi ekonomi.

Solusi terakhir memang cukup aneh, karena pada teori makro mencetak uang lebih banyak akan mengakibatkan inflasi, apakah semua negara yang menjalankan solusi terakhir akan berakibat dengan inflasi besar-besaran? tidak secara manipulatif, dalam ekonomi makro, negara yang tidak memiliki produktifitas lah yang akan mendapatkan dampak terburuk, yaitu hiper inflasi dan tentunya akan merambah ke konflik sosial seperti revolusi atau reformasi atau bahkan pembubaran negara.

secara prakteknya banyak sekali negara yang merasakan akibat dari sistem ekonomi ini, seperti Nauru, Venezuela, atau Zimbabwe yang notabane nya mereka hanya kaya dari 1 jenis usaha, Nauru kaya akan fosfor dan cadangan fosfornya habis akhirnya negaranya bangkrut, Venezuela karena minyaknya, sehingga saat minyak diembargo Venezuela pun juga bangkrut dan terjadi konflik sosial disana.


Beruntung kita tinggal di Indonesia yang memiliki berbagai macam sumber daya sebagai modal untuk berbisnis, namun sampai kapan kita merasakan sebuah kerja paksa yang terselubung? 

Solusi Akan Keadaan Sekarang Sistem Perekonomian Di Indonesia

Penulis rasa Keynes sendiri telah memberikan sebuah saran dalam quote-quotenya untuk keluar dari sistemnya yaitu:

"The difficulty lies not so much in developing new ideas as in escaping from old ones."
kesulitan dalam mengmbangkan ide baru tidak sesulit seperti keluar dari ide lama, yang artinya memang sistem ini dirancang agar sulit untuk keluar darinya. tapi masin bisa untuk keluar, walaupun komentar ini keluar dalam menanggapi kesalahan sistem liberal dalam krisis 1929, tetapi tetap lah sama karena keduanya juga sama-sama sistem ekonomi.

lebih lanjut J.M Keynes mengatakan: 

"successful  investing is anticipating the anticipations of others"
keberhasilan berinvestasi adalah pengantisipasi sebuah antisipasi yang lain (antisipasi dampak perekonomian dari negara lain yang mengantisipasi sebuah keadaan ).

Solusi yang paling masuk akal untuk lari dari sistem ini adalah menjadi penghapus sistem ini atau menjadi puncak rantai makanan dalam sistem ini, tetapi sistem ini dilindungi untuk terus berjalan karena sebuah alasan yang pasti tidak lain adalah keuntungan, kenapa? selama sistem ini masih digunakan negara yang memiliki modal uang akan terus mengeruk uang dan product dari negara-negara penghutang, dan sebagai role model, sang penjaga sistem memiliki hutang terbesar dan harus terus berjalan agar dianggap sukses di depan mata.

oke mungkin itu terlalu tinggi untuk diungkap, lalu bagaimana jika kita menggunakan empat solusi terakhir untuk melakukan reverse gear economy ?, kita mencetak uang lebih banyak, untuk meningkatkan produksi dengan jaminan tidak boleh di transaksikan uang yang tercetak, keluar negara agar sirkulasi rupiah tetap pada jumlah yang sama di mata orang luar.

oke bukan kah itu melanggar aturan? berarti negara seperti Amerika juga melanggar aturan? saya rasa tidak seperti itu, ini tentang siapa yang melakukan bukan tindakan apa yang dilakukan, yang artinya jika kita punya cara untuk mengakali itu, seharusnya bisa.

lalu apa lagi setelah uang dicetak?

berikan uang kepada rakyat yang memiliki potensi besar dalam kontribusi ekonomi, seperti pembiayaan penelitian ilmiah yang sudah jadi, seperti produk keluaran kompetisi LKTI yang memiliki fungsi-fungsi besar atau karya anak bangsa yang bagus, atau produk-produk dari akademisi lainnya seperti spesialis, doktor, dan profesor di Indonesia, agar tidak dijiplak dan diklaim hak ciptanya oleh negara lain, dan agar menghindari peristiwa miris lainnya yaitu produk itu di produksi oleh negara luar karena dukungan dan support dari mereka.

selain itu pajak untuk orang-orang kaya juga diberikan untuk mendukung daya beli masyarakat lemah ekonomi, sehingga mereka melanjutkan hidup dan bekerja, serta pelaku bisnis dapat mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi.

lalu apa apakah memotong hutang juga diperlukan? iya dengan alasan yang sama yaitu meningkatkan perindustrian negara dengan jalur konsumsi masyarakat karena akan sedikit yang ingin menyimpan di dalam bank.

kenapa perlu peningkatan daya beli masyarakat secara besar-besaran? untuk meningkatkan produksi dengan harga yang lebih murah dan berkualitas yang intinya adalah untuk meningkatkan eksport sehingga uang dari transaksi bilateral dapat digunakan untuk membayar hutang secara massif kepada pemberi pinjaman.

apakah sudah selesai?

belum, negara ini harus memiliki penjamin kuat dalam transaksi seperti metal, minyak, komoditas, dan berbagai macam hal lainnya yang dapat ditukarkan secara real dan memiliki nilai yang berharga saat krisis menghantam.

idealnya semakin banyak industri yang menunjang suatu negara dan semakin banyak bahan mentah yang menunjang industri negara maka semakin kuat seharusnya negara tersebut dari terpaan badai krisis karena sedikit sekali ketergantungan kepada negara lain.

selain itu negara ini seharusnya bisa menjadi pemberi pinjaman kepada negara lain agar apa? agar mereka jatuh dalam "debt cycle" atau "debt trap" dan negara ini bisa menguasai sumber-sumber produksi negara lain, dan hal lain yang penting adalah memperkuat produk militer. kenapa? karena jika negara yang dihutangi tidak mau bayar dan arbitrase dunia tidak berkutik maka perlu cara paksa untuk  menarik kembali kekayaan kita, walaupun itu adalah cara terakhir yang harus dilakukan tapi seperti itulah negara adikuasa melakukan pembegalan secara makro.

dan untuk menutup keraguan apakah dengan mencetak uang dalam meningkatkan produktifitas di industri negara itu sangat berbahaya dalam perekonomian negara?, maka lihat satu negara yang sudah mulai kepuncak, yaitu China atau Tiongkok yang selama 1 dekade memiliki tingkat pertumbuhan terbesar tanpa kehilangan nilai uang mereka, dan antara Renimbi dan Yuan keduanya memiliki perbedaan yang membuat yuan sebagai uang fisik tidak terganggu sedikit pun nilainya dan itu membuat para ekonom dunia gemas akan sistem keuangan China atau Tiongkok.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter